Senin, 26 Juli 2010

SKRIPSI

Dampak Keberadaan Lokasi Wisata Wih Pesam
Dan Pengaruhnya Pada Akhlak Remaja Kampung Simpang Balik
(Tinjauan Pendidikan Islam)

SKRIPSI


Diajukan Oleh

FAUZAN

Mahasiswa Jurusan Tarbiyah
Prodi Pendidikan Agama Islam
NPM. 02.02.01.1366



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
GAJAH PUTIH TAKENGON
2008M /1430 H




KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing, mendidik serta membawa umat manusia dari kesesatan dan kemusyrikan menuju kepada jalan keselamatan dunia dan akhirat, tidak lupa pula kepada para sahabatnya dan keluarganya serta hamba Allah yang senantiasa mengikuti perintah dan meninggalkan larangannya.

Skripsi ini disiapkan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk melengkapi gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Jurusan Tarbiyah Gajah Putih Takengon yang berjudul. “Dampak Keberadaan Lokasi Wisata Wih Pesam Dan Pengaruhnya Pada Akhlak Remaja Kampung Simpang Balik (Tinjauan Pendidikan Islam) ”.

Dalam rangka menyelesaikan Skripsi ini, tidak luput dari berbagai kesulitan terutama dalam mengumpulkan bahan-bahan dan buku-buku yang relevan dengan judul diatas. Namun berkat adanya bimbingan dan arahan serta saran-saran dari semua pihak maka problema dapat diatasi dengan cara-cara yang lebih baik.

Ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Hasbi Amiruddin, MA Selaku pembimbing utama.

2. Bapak Zailani. S. S.Ag selaku pembimbing ke II.

3. Bapak Taslim. S. Ag selaku pembimbing III.

4. Bapak Ketua, Bapak/Ibu Dosen serta seluruh civitas Akademik Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon, atas bantuan dan jasa baik yang diberikan pada penulis selama berstudi di Jurusan tersebut.

5. Kepada Orang Tua tercinta yang bersusah payah membimbing dan menambah kekuatan dalam menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah ini.

6. Kepada teman-teman seperjuangan yang telah memberikan arahan dan bantuan kepada penulis.

Atas segala bantuan yang telah diberikan semua pihak penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya semoga keberadaan skripsi ini dapat dimanfaatkan bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri. Akhir kata semoga segala pengorbanan dan jerih payah kita bersama dapat menjadi amal Shaleh serta mendapat imbalan yang baik dari Allah SWT.

P e n u l i s


FAUZAN


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………….….. iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………...……... iv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………..……….. v
ABSTRAK ………………………………………………………….………... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………............................ 1
B. Rumusan Masalah ……………………………............................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……….............……………… 4
D. Landasan Teori ……………………………..................……………. 5
E. Metode Penelitian …………………………...............…………….. 11

BAB II LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN AKHLAK
A. Pengertian Lingkungan dan Pendidikan ………....…………. 14
B. Pengertian Akhlak Dalam Islam ……………...........…………. 20
C. Pengaruh Lingkungan Terhadap Akhlak Remaja … …….. 26
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Remaja ..… 27

BAB III REALISASI KEBERADAAN WISATA WIH PESAM
SIMPANG BALIK TERHADAP AKHLAK REMAJA
A. Diskripsi Wilayah Penelitian …………………...........………… 34
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Remaja
Di Lokasi Wisata Wih Pesam Simpang Balik ………..........….. 40
C. Pengaruh Lokasi Wisata Wih Pesam Terhadap
Akhlak Remaja …………………………….....................……………. 44
D. Hasil Penelitian ………………………...............………………….. 52

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………....................……………… 54
B. Saran-Saran …………………………................………………….. 55

DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Sarana wisata

Tabel 2 : Mata pencaharian penduduk

Tabel 3 : Rekapitulasi lembaga pendidikan

Tabel 4 : Kehadiran parawisata ke Lokasi Wisata Wih Pesam membawa pengaruh positip dan negatif

Tabel 5 : Para Tengku (Ustad) selalu aktip dalam pembinaan dan pengamalan keagamaan, untuk menangkis pengaruh negatif parawisata

Tabel 6 : Pengaruh negatif parawisata bila ia melakukan perbuatan yang dilarang agama

Tabel 7 : Tingkat pendidikan remaja Kampung Simpang Balik

Tabel 8 : Adanya gangguan remaja

Tabel 9 : Bentuk tingkah laku remaja yang sering terjadi

Tabel 10 : Pengaruh lingkungan wisata terhadap tingkah laku remaja

Tabel 11 : Respon masyarakat terhadap kenakalan remaja


ABSTRAK

Instansi : Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Gajah Putih Takengon
Nama : FAUZAN
NPM : 02 02 01 1366
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/ Pendidikan Agama islam
Judul : Dampak Keberadaan Lokasi Wisata Wih Pesam Dan Pengaruhnya Pada Akhlak Remaja Kampung Simpang Balik (Tinjauan Pendidikan Islam)
Pembimbing utuma : Prof. DR. H. Hasbi Amiruddin, MA
Pembimbing II : Zailani S, S. Ag
Pembimbing III : Taslim S. Ag

Dari isu yang berkembang terhadap rendahnya akhlak seseorang sering ditujukan kepada remaja, baik dilingkungan masyarakat maupun di lokasi wisata. Dari hal tersebut timbul suatu permasalahan, apakah lingkungan ikut berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang.

Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian pada lokasi wisata Wih Pesam tempatnya di Kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh positif dan negatif dari tempat wisata terhadap akhlak remaja dan untuk mengetahui norma tingkah laku yang pernah terjadi/terlaksana selama pelaksanaan wisata. Penulisan ini menggunakan metodologi diskriptif dan alat mengumpulkan data adalah wawancara dan pengolahan data analisa persentase.

Lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan tingkah laku seseorang atau kelompok orang. Tujuan Pendidikan adalah untuk mempersiapkan manusia hidup dengan sempurna melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan akhlak dalam islam adalah untuk membentuk orang-orang yang berakhlak baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan dalam tingkah laku sehari-hari.

Lokasi wisata Wih Pesam sangat berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang, baik dari kalangan masyarakat sekitar maupun pengunjung wisata. Pengaruh wisata ada yang bersifat positif dan negatif. Tanggung jawab kenakalan remaja bukan hanya di pundak orang tua saja, tetapi masyarakat dan segenap umat memiliki rasa tanggung jawab moral kehidupan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi wisata Wih Pesam sangat berpengaruh terhadap akhlak seseorang terutama remaja, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman dan pengamalan tentang ilmu agama oleh remaja dan kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak-anaknya yang melaksanakan wisata. Diharapkan kepada penyelenggara lokasi wisata Wih Pesam untuk bekerja sama dalam menjaga akhlak remaja dari tindakan yang dapat menimbulkan kemaksiatan ketika berwisata.




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan persada nusantara yang di lintasi garis katulistiwa dengan iklim tropisnya yang memberi kesegaran sepanjang tahun, sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berwisata di bumi Indonesia. Semua itu adalah karunia Allah SWT yang telah di anugerahkan kepada manusia, sesuai dengan firman Allah dalam surat Lukman ayat 20 berbunyi :


Artinya : “Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah menundukan untuk (kepentingan) mu apa yang dilangit dan apa yang dibumi dan menyempurnakan untukmu nikmatnya lahir dan bathin” (Q.S. Lukman : 20).

Pariwisata sebagai industri makin berkembang hal ini dapat dibuktikan dengan makin banyaknya fasilitas-fasilitas yang di sediakan, disamping itu pariwisata sebagai ilmu akan menjadi produk dan faktor pendorong bagi kemajuan bangsa Indonesia yang memiliki potensi sangat besar. Dengan demikian kondisi pariwisata di Indonesia khususnya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah telah menampilkan fungsinya dalam mengembangkan dan menyumbangkan kontribusinya terhadap kehidupan ekonomi sosial dan budaya bangsa. Di samping pariwisata sebagai wadah kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, dan memupuk cinta tanah air daerah.

Aceh memiliki keindahan alam sebagai objek wisata, khususnya di Kabupaten Bener Meriah. Di samping sebagai objek wisata juga bisa sebagai zona pertanian, daerah ini memiliki potensi sumber daya alam dan kebudayaan yang memiliki nilai sejarah. Objek wisata yanga ada di Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah juga penuh dengan keindahan gunung-gunung disekelilingnya, di samping itu juga ada kolam pemandian air panas yang berasal dari gunung Burni Telong sumber airnya.

Kampung Simpang Balik di diami oleh masyarakat yang terdiri dari beberapa suku di antaranya Gayo, Aceh, dan Jawa. “Jarak Lokasi Wisata Wih Pesam ke ibu kota Kabupaten Bener Meriah (Simpang Tiga Redelong) sekitar 15 Km dan ke Takengom ibu kota Kabupaten Aceh Tengah sekitar 20 Km”.

Yang paling mempesona bagi wisatawan di Kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam adalah adanya kolam pemandian air panas yang mengalir dari batu-batuan, selain mandi bisa juga untuk tempat peristirahatan dan rekreasi bagi wisatawan, melihat aktivitas ini para wisatawan sangat menaruh perhatian atas daya tarik mereka untuk berwisata di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.

Kahadiran wisatawan baik domestik maupun mancanegara dapat membawa dampak positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat Bener Meriah umumnya dan begitu juga dengan Kecamatan Wih Pesam khususnya. Kedua alternatif ini merupakan dinamika dalam kehidupan manusia sekarang melalui tulisan ini pengaruh yang timbul akibat arus sikap wisatawan itu akan disoroti dari kacamata islam. “Kehadiran wisatawan ke suatu daerah pasti mempunyai tujuan dan latar belakang, kultur, Agama yang berbeda-beda”.

Maka untuk mengantifikasi dampak negatif ini dibutuhkan pengawasan dan penyaringan, yang apabila tidak diadakan sangat memungkinkan akan membawa pengaruh terhadap pola hidup masyarakat, yang pada gilirannya peleburan nilai Agama, budaya, adat istiadat setempat makin hilang dari motivasi aslinya yaitu motivasi yang dimulai dari saktal, lama kelamaan akan berubah kepada motivasi baru yang bersifat komersial bahkan dorongan beragama semakin hilang dalam kehidupan masyarakat.

Disamping itu dampak negatif yang ditimbulkan adalah terjadinya persaingan ekonomi sehingga masyarakat lebih suka memikirkan ekonomi dari pada agama efektif merosotnya akhlak, manipulasi, dan lain-lain. Maryam Jamilah mengatakan dalam bukunya Islam dan kancah modernisasi : “Mereka yang terpilih mencoba mencari indentifikasi kultural yang lebih dekat dengan kebudayaan musuh dalam kehidupan pribadinya sendiri, ia akan menggunakan bahasa barat sebagai pakaiannya, sehingga meniru cara-cara barat dan cara hidupnya dan umumnya sama seperti barat”.

Dengan demikian kondisi di atas apabila di hubungkan dengan keadaan masyarakat di sekitar lokasi wisata Wih Pesam sangat memprihatinkan karena masih banyak remajanya yang belum menjalankan Agamanya secara baik, hal ini disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran Agama, adat dan budaya, baik menyangkut budi pekerti, Ibadah, Sosial kemasyarakatan maupun akhlak. Sementara masih banyak lagi masyarakat yang tergolong religius, ketaatannya dan kepatuhannya melaksanakan Agama dan adat masih kuat.

Untuk menemukan permasalahan di atas penulis terdorong melakukan penelitian dilapangan dengan judul : “DAMPAK KEBERADAAN LOKASI WISATA WIH PESAM DAN PENGARUHNYA PADA AKHLAK REMAJA KAMPUNG SIMPANG BALIK”. (Tinjauan Pendidikan Islam). Permasalahan ini dirasa penting untuk di teliti mengingat isu rendahnya nilai-nilai akhlak Islami yang berkembang dewasa ini.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas muncul permasalahan bagi penulis yaitu :
1. Apakah ada pengaruh positif dan negatif dari tempat wisata Wih Pesam Terhadap Akhlak remaja.
2. Bagaimana norma tingkah laku remaja yang terjadi setelah adanya lokasi wisata.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian :

a. Untuk mengetahui pengaruh positif dan negatif dari tempat wisata terhadap akhlak remaja Kampung Simpang Balik.

b. Untuk mengetahui norma tingkah laku yang pernah terjadi / terlaksana selama pelaksanaan wisata.

2. kegunaan penelitian :

1. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang jurusan Tarbiyah dalam Prodi Pendidikan Agama Islam.

2. Untuk melengkapi tugas dan syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi Gajah Putih Takengon.


D. Landasan Teori

1. Lingkungan
Lingkungan adalah “ekosistem yang saling membutuhkan, saling berhubungan dan saling menguntungkan antara satu populasi dengan unsur populasi lainnya”. Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi dan kita sebagai umatnya wajib mensyukurinya karena dia telah menciptakan tempat untuk berpijak di muka bumi ini.

Sebagai umat Islam yang beraqidah dan bertanggung jawab, maka kita harus mampu melahirkan dan menciptakan generasi muda yang berakhlak mulia dan bermoral di dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini sebagaimana yang telah dicita-citakan oleh Islam sejak diutusnya Rasulullah SAW. Yaitu sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang berbunyi:


Artinya: “Bahwa sesungguhnya pada pribadi Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik harus kita ikuti (Suri tauladan yang baik)”. (QS. Al-Ahzab : 21).

Kedatangan risalah Nabi Muhammad Saw membawa berita gembira dalam kelahiran hak dan kebenaran yang telah sirna dan merupakan permulaan timbulnya kebaikan yang telah lama dinantikan. “Allah SWT telah memelihara Nabi sejak kecil hingga remaja dari akhlak yang buruk atau tercela sehingga ia dipilih menjadi Rasul utusan Allah SWT, Kitab suci Al-Qur’an adalah sebagai sumber akhlak beliau”.

Dalam pelaksanaan pembangunan, tidak hanya di khususkan kepada pembangunan material saja, akan tetapi juga pembangunan manusia seutuhnya. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat masa depan tergantung kepada para remaja dan generasi muda. Keyakinan ini berfungsi untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Dengan adanya pendidikan akhlak yang diberikan kepada anak oleh orang tuanya maka dengan sendirinya si anak akan bersikap sopan santun dalam kehidupan masyarakat.

Pendidikan akhlak perlu diberikan oleh orang tua dan harus dikembangkan terutama dalam lingkungan keluarga dan sekolah, hal ini semuanya ikut memberikan prilaku dan dasar-dasar pertumbuhan kepribadian anak. bila anak telah terbiasa dengan cara yang baik maka dengan sendirinya anak tahu dan lebih mengerti kepada orang tuanya dikarenakan nilai pendidikan akhlak telah tertanam dalam jiwanya yang payah untuk dilupakan, maka dengan sendirinya pula si anak segala prilakunya dalam kehidupan sehari-hari selalu membawa kearah yang lebih baik dan sempurna.

Ulama muslim tidak sama pemahamannya terhadap kehendak Allah, apakah kehendak Allah tersebut mutlak tidak tunduk kepada norma-norma baik dan buruk, adil dan dzalim, atau kah tunduk kepada hal-hal itu semua. Dengan perkataan lain, apakah perbuatan-perbuatan Allah dapat di persamakan dengan perbuatan manusia ? Menurut Aliran Asy’ariyyah mengatakan bahwa :

Kehendak Allah, karena hanya ia sendiri yang menguasai alam ini dan bisa berbuat sekehendaknya berhubungan dengan itu perbuatan-perbuatan Allah kelihatan menyimpang dari ketentuan akal, tidak bisa dikatakan atau dzalim, seperti memberi pahala pada orang jahat dan menyiksa orang yang baik/orang mukmin dengan perkataan lain, perbuatan Allah tidak bisa dipersamakan dengan perbuatan manusia.

Allah menghendaki kebaikan, karena baik dan lebih baik untuk hambanya (lebih berguna). Sebaliknya ia tidak menghendaki keburukan karena perbuatan tersebut buruk dan berbahaya bagi hambanya, sesuatu yang tidak dikatakan baik dan buruk ialah sesuatu perbuatan dimana Allah tidak menghendakinya atau membencinya, tetapi diserahkan pada pertimbangan akal manusia semata-mata.

Alam semesta ini berjalan dengan kokoh, rapi dan harmonis. Dengan penyidik dan percobaan yang teratur dan terarah yang kemudian diikuti dengan seksama, maka manusia telah menemukan adanya hukum-hukum alam yang ditaati oleh seluruh alam ini. Tak dapat di ragukan lagi bahwa ketaatan yang sedemikian itulah yang menyebabkan alam itu selalu tenang dan indah di pandang mata hambanya. Setelah kita beriman kepada Allah, maka menjadi mudah bagi makhluknya yang tidak berubah-ubah. Maka ketaatan kepada hukum-hukum alam itu pada hakikatnya merupakan ketaatan kepada Allah juga, jadi kita dapat simpulkan bahwa alam semesta ini mempunyai sifat umum berupa ketaatan kepada Allah.

Sifat ini sebenarnya sangat penting dan telah di ajarkan dalam Al-Qur’an Surat Fushsilat ayat 11 :


Artinya : “Kemudian menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, pula dia berkata kepadanya dan kepada bumi datanglah kamu keduanya menjawab “kemudian menjawab” kami datang dengan suka hati” (Q. S. Fushilat : 11).

Manusia sama halnya dengan alam itu, ialah makhluk Allah juga sehingga semestinya memiliki sifat ketaatan kepada Allah, kalu tidak itu bisa membahayakan bagi manusia itu sendiri sebab kontraksi terhadap keseragaman alam semesta tempat dia hidup. Karena merupakan pelanggaran terhadap hukum yang telah di tentukan oleh penciptanya, maka berarti dosa dalam istilah agama mentaati Allah. Itulah yang di namakan taubat kepada Allah. “Seandainya makhluk yang di namakan manusia itu tetap tidak mau kembali ke jalan Allah, maka dia sendiri yang akan menerima akibatnya”.

Dengan demikian kondisi di atas apabila di hubungkan dengan keadaan di sekitar lokasi wisata Wih Pesam sangat memprihatinkan karena masih banyak remajanya yang belum menjalankan Agamanya secara baik, hal ini disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran Agama, adat dan budaya, baik menyangkut budi pekerti, Ibadah, Sosial kemasyarakatan maupun akhlak.

Pengaruh dari lokasi wisata ada yang bersifat positif dan negatif. Pengaruh yang bersipat positif adalah parawisata yang berkunjung dari berbagai daerah dapat saling bertukar pikiran bersama wisatawan lainnya, seperti mempelajari agama, berdagang, bertani, cara bergaul yang baik dan sebagainya. Pariwisata juga sebagai wadah kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan memupuk cinta tanah air daerah. Sedangkan pengaruh negatif dari tempat wisata adalah adanya pariwisata yang datang dengan berperangai buruk sehingga mempengaruhi remaja untuk ikut-ikutan walaupun itu bertentangan dengan hati nuraninya, seperti bergadang sampai larut malam, minum-minuman keras, penggunaan narkoba, bahkan berzina.

2. Pendidikan
Pada akhir-akhir ini kehidupan remaja selalu disoroti terutama masalah kenakalannya, kemerosotan akhlak, gagalnya pendidikan, perkelahian dan lain-lain, seolah-olah tidak akan habis-habisnya menjadi bahan pembicaraan. Lalu siapa yang bertanggung jawab, apa sebabnya, apa akibatnya, dan bagaimana cara pemecahannya, serta banyak kaitan masalah akan timbul secara berantai yang tidak putus-putusnya.

Kenakalan remaja, kegagalan pendidikan anak, kerusakan akhlak masyarakat, semua ini adalah salah satu akibat dari kegagalan pendidikan/pembinaan yang dilaksanakan oleh orang tua. Orang tua sangatlah berperan dalam pembentukan watak anak. Perannya tersebut terlihat dalam pembentukan kepribadian, kejiwaan, mentral dan keharmonisan keluarga.

Gambaran diatas sesuai dengan pendapat Abdullah Nashih Ulwan yang menyatakan bahwa : Pendidikan adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya, dan tata santunnya, disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwanya dan perasaan suatu gambaran pendidik tersebut.

Peranan orang tua dalam membina anak ditentukan oleh watak, wawasan, Ilmu, agama, adat dan budaya dari orang tua itu sendiri. Termasuk pula ditentukan oleh faktor lingkungan keluarga dan masyarakat.


E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Untuk mempermudah proses penelitian yang dilaksanakan perlu adanya cara yang terorganisir secara efektif dan efesien. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode diskriptif yaitu mengkaji dan memaparkan metode masalah dengan jelas serta menganalisa fakta-fakta yang ada pada Lokasi wisata wih Pesam Simpang Balik Kabupaten Bener Meriah.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Sampling
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang ada di Kampung Simpang Balik yaitu berjumlah 260 orang remaja. Dan sebagai sample diambil 10% yaitu 26 orang remaja, menurut Suharsimi Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100 diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil 10-15 % dan 20-25 % atau lebih.
Dalam penelitian ini ditetapkan pengambilan sample secara random sampling atau secara acak.

b. Instumen Pengumpulan Data

Adapun instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Observasi lapangan yaitu peneliti mengadakan pengamatan lapangan tentang yang diselidiki dan dijadikan objek.
2) Angket yaitu mengajukan pertanyaan secara tertulis serta di jawab oleh sample penelitian guna untuk memperkuat data-data yang ada. Yang isinya memuat pertanyaan tentang Tingkah Laku / Kegiatan remaja selama berada di Lokasi Wisata Wih Pesam.
3) Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan langsung dengan Kepala Kampung dan Tokoh Masyarakat Kampung Simpang Balik yang dapat memberikan keterangan tambahan tentang masalah akhlak remaja yang terjadi di Lokasi Wisata Wih Pesam serta pengalaman kegiatan keagamaan di Kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.
4) Dokumentasi dalam penelitian ini, pengumpulan dilakukan berupa pencatatan nilai moral dari masyarakat dan remaja di Lokasi Wisata Wih Pesam.
3. Teknik Analisa Data
Sebagai alat analisa data di gunakan protentase (%) yang pemecahannya:


F : Banyaknya jawaban
N : Banyaknya Informasi yang memberikan jawaban
100: Angka mutlak untuk pengukuran

Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada : “Panduan Karya Tulis Ilmiah, Skripsi, Thesis, Disertasi IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh 2004”.


BAB II
LINGKUNGAN DAN PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pengertian Lingkungan dan Pendidikan

Lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan tingkah laku seseorang, pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu ( orang, benda ) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. Kartini Kartono menyebutkan “Pengaruh sama dengan sugesti yang memberikan tekanan kepada akal dan fikiran” . Sedangkan lingkungan “adalah alam disekitar kita (tetangga, kelompok masyarakat)” . Lingkungan adalah “ekosistem yang saling membutuhkan, saling berhubungan dan saling menguntungkan antara satu polusi dengan unsur polusi lainnya”. Yang penulis maksudkan adalah keadaan disekitar lingkungan tempat tinggal anak dalam Kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah.

Berdasarkan hukum alam, manusia ialah makhluk sosial yang selalu hidup dalam kelompok. Yang penulis maksud adalah kehidupan dalam suatu lingkungan atau sekelompok manusia yang bertempat tinggal didalam suatu wilayah tertentu dengan batas-batas yang jelas, dan yang menjadi faktor utama kelompok kehidupan tersebut.

Dalam proses perjalanan kehidupan manusia diatas dunia ini selalu bermasyarakat, bersuku-suku, berbangsa atau paling kurang membentuk koloni (kelompok) beberapa rumah tangga atau keluarga yang umumnya disebut dengan lingkungan masyarakat, karena mendiami daerah atau wilayah yang luas makan disebut berbangsa dan bernegara. Sesuai dengan firman Allah SWT :



Artinya : ”Sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan dijadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling saling kenal-mengenal… (QS. Al-Hujarat : 3 ).

Dari ayat tersebut dapat ditarik suatu kenyataan kehidupan yaitu perbedaan tempat tinggal, perbedaan pola tingkah laku dan adat budaya akan menciptakan suatu pengetahuan (kenal-mengenal = belajar Antropologi Social, Geografi dan sebagainya), perbedaan tersebut karena perbedaan lingkungan atau geografi, sehingga terjadi perbedaan budaya.

Lingkungan adalah hal-hal yang berada disekitar kita, wilayah yang didiami oleh sekelompok manusia yang berinteraksi dalam pergaulan hidupnya atau diistilahkan dengan ekosistem, lingkungan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kelompok masyarakat yang bertempat tinggal disekitar lingkungan lokasi wisata Wih Pesam, yaitu hidup masyarakat yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan yang tidak terikat oleh rasa identitas kelompok (uniform) bersama.

Jadi, lingkungan ialah kelompok besar manusia yang relatif permanen, berinteraksi secara permanen, serta menganut dan menjunjung tinggi suatu sistem nilai dan kebudayaan tertentu. Sebab akibat hubungan timbal balik antara lingkungan sekitar lokasi wisata atau lingkungan keluarga.

Secara keseluruhan pengertian lingkungan masyarakat yang penulis maksudkan adalah adanya interaksi dari berbagi unsur yang mendiami suatu wilayah tertentu, baik benda ataupun non benda terhadap peranan akhlak dalam lingkungan keluarga, dimasyarakat dan disekolah yang akan membawa perubahan, pembiasaan atau akan tercermin pada perkembangan prestasi anak disekolah.

Pada dasarnya anak dilahirkan dalam keluarga ditengah tengah masyarakat lingkungan adalah suci, atau diibaratkan dengan kaset kosong, fitrah kesuciannya belum terpengaruh oleh lingkungannya. Menurut ajaran agama Islam, orang tuanya sangat bertanggung jawab terhadap kesinambungan kesucian fitrah anak.

Peran orang tua dalam membentuk akhlak dan tingkah laku anak sangat besar sekali. Untuk merubah sikap anak dari kekosongannya menjadi kesempurnaan, ia dibekali dengan pendidikan. Pendidikan dapat merubah sikap, pola pikir dan kelakuan seseorang kepada tingkat kedewasaan, negatif atau positif tergantung kepada pengaruh lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan pendidikannya, walupun ia pada dasarnya suci.

Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan lingkungan pendidikan yang sangat berbekas dalam jiwanya, pengaruh ketiga lingkungan ini merupakan hal yang tidak berdiri sendiri, antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan.

Pengertian pendidikan secara etimologi adalah berasal dari kata “didik” dengan awalan pen dan akhiran kan. “Didik berarti mengajar, mengasuh dan membimbing, sedangkan pendidikan berarti segala usaha dan kegiatan untuk memberikan pelajaran dan bimbingan kepada anak didik”. Berapa pendapat tentang pengertian pendidikan ;

1. Simanjuntak : “Segala sesuatu yang turut mengambil bagian tanggung jawab dalam arti yang seluas-luasnya, untuk membantu anak menjadi manusia yang bertanggung jawab”.

2. Ahmad D Marimba : “Bimbingan atau pimpinan secara sadar terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama”.

3. Pendidikan adalah “perbuatan atau proses penguhaban sikap atau tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.

4. Athiah Abrasyi : “Mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah airnya, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya, taratur fikirannya, bertolong-tolongan dengan orang lain, manis tutur katanya, baik dengan lisan maupun tulisan”.

Secara luas dapat diartikan bahwa pendidikan adalah membentuk perubahan yang sangat radikal pada diri anak berupa dari tidak tau apa-apa menuju kesempurnaan akal dan pengetahuan, sehingga ia dapat hidup mandiri dan bermanfaat bagi sesamanya.

Secara khusus Pendidikan Agama Islam dapat diartikan bahwa sebagai usaha sadar yang dilaksanakan oleh semua umat yang mukallap dan bertanggung jawab dengan mempedomani ajaran agama Islam, sehingga terbina umat yang bertaqwa dan selalu beribadah, pendidikan merupakan usaha dakwah (secara umumnya ) sesuai dengan firman Allah SWT :

Artinya : “Dan hendaklah ada dari segolongan kamu yang selalu menyeru kepada arah kebaikan, menyuruh kepada kebaikan dan melarang perbuatan jahat, mereka itulah yang mendapat kemenangan”. (QS. Ali Imran : 104 ).

Dari ayat tersebut diatas dapatlah dimengerti bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membina manusia untuk dapat membedakan antara kebaikan dengan keburukan. Jadi, tugas guru, orang tua, pribadi muslim dan lingkungan adalah untuk mengajak umat untuk berbuat hal-hal yang menuju kepada ma’ruf dan meninggalkan yang munkar. Kemudian setelah belajar atau mempelajari ilmu pastilah mendapat hasil berupa pengetahuan dan argumentasi yang tidak dapat dipatahkan oleh orang.

Pendidikan yang dimaksudkan oleh penulis disini adalah segala usaha yang diberikan oleh satu orang atau kelompok yang bertanggung jawab kepada siapa saja dalam rangka membimbing, melatih, mengarahkan, menasehati dan mengajarkan sesuatu sehingga terbentuk perkembangan rohaniah menuju suatu tingkat kedewasaan. Pendidikan tersebut dilaksanakan secara terencana, rutin, berlembaga resmi, para pendidiknya punya kewenangan (Mampu, mahir/spesialis, cakap, berakhlak, bertanggung jawab) dan kurikulum maupun tujuannya jelas. (pendidikan formal).

Pendidikan adalah usaha sadar yang diselenggarakan berlandaskan nilai-nilai tertentu untuk membimbing, mengajar, melatih dan membina peserta didik (siswa, santri) agar ia dapat meningkatkan, mengembangkan dan menyalurkan dengan benar segenap potensi jasmani, rohani, akal fikir dan hawa nafsunya sehingga ia dapat hidup lebih puas dan baik, produktif san bertanggung jawab secara moril dalam rangka memenuhi kebutuhan dirinya, keluarganya dan secara luas, masyarakat, bangsa, dan negaranya.


B. Pengertian Akhlak Dalam Islam

Pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, berjiwa bersih, tahu hak dan kewajiban dan selalu menghormati hak-hak orang lain.

Pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk orang-orang yang berakhlak baik, keras kemauan sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulai dalam tingkah laku. Allah berfirman dalam surat Ar-Qalam ayat 4 :


Artinya : “Sesungguhnya engkau memiliki moral dan akhlak yang tinggi”
(Q. S.Al-Qalam : 4).

Suatu akhlak yang baik adalah tujuan utama dari pendidikan Islam dan bukanlah sekedar mengajarkan kepada remaja apa yang tidak diketahui mereka tetapi lebih dari itu yaitu menanamkan fadhillah, membiasakan bermoral tinggi, sopan santun, bertingkah yang baik sehingga hidup ini menjadi suci dan sertai dengan keikhlasan.

Pendidikan Islam mendefenisikan bahwa masa remaja bukan sekedar mencari ilmu tetapi juga kita membutuhkan akhlak dan moral yang baik, guru didik harus selalu ingat bahwa pembentukan akhlak yang baik dikalangan remaja dapat dilakukan dengan latihan-latihan berbuat baik, taqwa berkata benar, menepati janji, ikhlas dan jujur dalam bekerja, tahu kewajiban serta membantu yang lemah.

Berdikari selalu bekerja dan disiplin waktu mengutamakan keadilan dalam setiap pekerjaan lebih besar manfaatnya untuk mempelajari tentang moral dalam mengisi otak mereka dengan ilmu-ilmu teoritis yang mungkin tidak dibutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bila dalam ilmu kedokteran ditegaskan pemeliharaan kesehatan lebih baik dari perawatan begitu pula usaha memperbaikinya.

Pendidikan Islam menghendaki dari setiap remaja untuk pembentukan adat istiadat yang baik, pendidikan akhlak membangun hati nurani, menguatkan kemauan bekerja dan mendidik suatu ilmu tentang akhlak yang baik, mengarahkan pembawaan-pembawaan diwaktu kecilnya ke jalan yang lurus dan membiasakan berbuat amal baik dan menghindari setiap kejahatan.
Firman Allah SWT dalam Surat At-Taubah 112.


Artinya : “Mereka itu adalah orang-orang yang berbuat yang beribadat yang memuji (Allah) yang melaksanakan, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat Ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar dan yang memelihara orang-orang yang mu’min itu” (Q. S. At-Taubah : 112).

Kita tidak dapat mengatakan seorang anak yang baru lebih bermoral atau tida karena moral itu tumbuh dan berkembang dari pengalaman-pengalaman yang dialami anak-anak sejak ia lahir. Pertumbuhannya baru dapat dikatakan mencapai kematangan pada usia remaja ketika kecerdasannya telah tumbuh. Pembinaan moral terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan sejak ia kecil oleh orang tua yang mulai membiasakan hidup sesuai nilai-nilai moral, yang ditirunya dari orang tua dan mendapatkan latihan-latihan untuk itu.

Moralitas itu tidak dapat terjadi hanya melalui pengertian-pengertian tanpa latihan-latihan, pembiasaan, pembinaan dan contoh-contoh yang diperoleh sejak kecil, kebiasaan itu tertanam secara berangsur-angsur sesuai dengan pertumbuhan kecerdasannya sehingga akan mengerti tentang moral itu sendiri. Dalam pembinaan moral Agama mempunyai rekanan yang penting karena nila-nilai moral yang datang dari agama tetap tidak berubah-ubah, karena disebabkan oleh waktu dan tempat.

Di suatu waktu anak-anak mau dipandang tidak sopan atau berada ditempat sepi berduaan (seorang laki-laki dan seorang perempuan). Akan tetapi didaerah yang sama dalam waktu yang akan datang pandangan itu akan berubah, mungkin dianggap biasa saja, ataupun apa yang dipandang baik oleh suatu masyarakat dan dianggap tidak baik oleh masyarakat juga.

Karena di negara kita belum pernah terjadi hal-hal seperti orang barat lakukan, misalnya di Eropa atau disemua negara barat sekarang adalah biasa saja melihat anak-anak muda atau orang dewasa berciuman dijalan, berpelukan dipekarangan sekolah didepan teman-teman atau guru-gurunya bahkan tidak menjadi soal jika mereka sampai mengadakan hubungan seks. “Akan tetapi di negara seperti Indonesia masyarakat tidak dapat menerima perbuatan itu, bila remaja atau orang tua yang rendah atau dianggap tidak bermoral”.

Firman Allah SWT dalam Surat Al-Qashash 77 :


Artinya :“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebaikan) dunia akhirat. Dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaiman Allah telah berbuat baik padamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
(Q. S. Al-Qashash :77).

Akan tetapi jika kita mengambil nilai-nilai moral yang ditentukan oleh agama, maka tidak akan ada perbedaan dari suatu masyarakat, misalnya dalam agama Islam, berzina dan mendekati zina itu tetap terlarang. Apakah dia di Indonesia, Arab atau Amerika, namun perbuatan tersebut tetap tercela dan dilarang keras melakukanya karena itu agama mempuyai peran penting dalam pengadilan moral seseorang. Tetapi harus diingat bahwa pengertian tentang agama tidak otomatis sama dengan bermoral, beberapa banyak orang yang mengerti tentang agama tidak otomatis sama dengan bermoral, beberapa banyak orang yang mengerti agama sama sekali moralnya cukup baik.

Oleh karena itu seorang peneliti ilmu jiwa agama harus mempelajari pula ilmu dinamika dan perkembangan moral supaya dapat memahami bagaimana peranan agama dalam moral dan kapan agama itu menjadi pengendali moral kita. Betapa erat hubungan agama dengan ibadah dan Islam telah menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam mencapai suatu akhlak yang sempurna. Tujuan sebenarnya dari pendidikan budi pekerti atau pendidikan jasmani tetapi artinya ialah bahwa kita memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak dan segi-segi lainnya.

Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka. Membiasakan remaja itu dengan sopan yang tinggi, mempersiapkan untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur, maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan jiwa. “setiap mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran-palajaran akhlak setiap guru didik mengajarkan akhlak itu harus dengan keagamaan yang dapat dimengerti oleh remaja itu sendiri”.

Berpegang kepada moral yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela, berfikir secara rohaniah dan insaniah (prikemanusiaan) serta menggunakan waktu buat belajar, untuk pendidikan moral dan akhlak dalam Islam terdapat beberapa metode atau cara, antara lain sebagai berikut :

1. Pendidikan secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasehat menyebabkan manfaat dan bahaya-bahayanya. Dimana pada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan yang tidak menuntut kepada amal-amal baik, mendorong mereka berbudi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela.

2. Pendidikan akhlak secara tidak langsung yaitu dengan jalan sugesti seperti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah tidaklah heran karena ahli-ahli pendidikan dalam Islam yakni akan pengaruh kata-kata dalam pendidikan akhlak.

3. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan remaja-remaja dalam rangka pendidikan akhlak, sebagai contoh mereka memiliki kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik orang yang berhubungan erat dengan mereka. Oleh karena itu maka filosof-filosof Islam mengharapkan dari setiap guru supaya mereka itu berhias dengan akhlak-akhlak yang baik, mulia dan menghindari setiap yang tercela. Bersama dengan Ibnu Sina pernah bernasehat sebagai berikut :

Hendaklah anda jadikan remaja-remaja itu orang yang baik tingkah lakunya yang menyenangkan kebiasaannya oleh pergaulan dengan kawan-kawannya yang senang dengan tingkah laku mereka. Dari itu Ibnu Sina menganjurkan supaya memilih lingkungan hidup bagi remaja-remaja yang baik-baik untuk teman bergaul dilingkungannya.

C. Pengaruh Lingkungan Terhadap Akhlak Remaja

Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak dan tingkah laku anak, pengaruh lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif positif dapat menjadi motivasi bagi peningkatan kreativitas, aktivitas dan stimulan bagi perkembangan prestasi anak.

Tujuan utama keluarga dalam pendidikan kiranya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan potensi diri, spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. Sehingga harapan anak menjadi seorang dewasa, berakal, mempuyai ilmu dan bertanggung jawab. Lingkungan sosial kemasyarakatan anak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan anak, interaksi kelakuan anak dengan lingkungannya secara baik atau pengaruh positif akan membentuk sikap, akhlak, mental dan kepribadian anak akan baik juga.

Lingkungan masyarakat yang buruk dapat mempengaruhi anak secara negatif akan menurunkan prestasi anak disekolah. Sebagai contoh anak dalam keluarga ditanamkan tabiat keagamaan. Keyakinan dan pengalaman ibadah, pada sisi lain dilingkungannya anak mendengarkan perkataan kotor, memaki dan menghina, maka anak juga akan terbiasa.

Lingkungan masyarakat yang baik, misalnya berada dalam lingkungan masyarakat yang taat beragama, berpendidikan dan elit dapat mempengaruhi anak secara positif dan akan meningkatkan prestasi anak disekolah. Sebagai contoh anak dalam keluarga ditanamkan tabiat keagamaan keyakinan dalam pengamalan ibadah, maka anak terbiasa mendengarkan perkataan yang lemah lembut, penuh tata krama, berbudi dan berakhlak mulia.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Remaja

Kenakalan remaja bukan hanya perbuatan yang melawan hukum semata, akan tetapi juga termasuk didalamnya perbuatan yang melanggar norma agama. Dewasa ini sering digolongkan sebagai kenakalan jika pada anak tersebut nampak adanya kecenderungan-kecenderungan arti sosial yang sangat memuncak sehinga perbuatan-perbuatan tersebut menimbulkan gangguan terhadap keagamaan, ketentraman dan ketertiban masyarakat misalnya : pencurian, pembunuhan, penganiayaan, penipuan, serta perbuatan lain yang dilakukan oleh anak remaja yang meresahkan masyarakat.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa bentuk kenakalan remaja yaitu perbuatan yang melanggar norma hukum, norma adat, norma susila dan norma agama yang dilakukan oleh para remaja sehingga meresahkan masyarakat dan menjadi problematika sosial.

Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kpribadian atau masa persiapan memasuki umur dewasa dan problemanya tidak sedikit. Menurut Zakiya Darajat ada 3 problem yang dialami remaja, yaitu : “Masalah hari depan, kedua Masalah hubungan dengan orang tua, ketiga Masalah moral dan agama”.

1. Masalah Hari Depan

Setiap remaja memikirkan hari depannya, ia ingin mendapat kepastian, akan menjadi apakah ia nanti setelah tamat sekolah. Pemikiran akan hari depan itu akan semakin memuncak dirasakan oleh mereka yang duduk dibangku Perguruan Tinggi, mereka yang berada didalam kampus tidak jarang didengar kalimat-kalimat yang memantulkan kecerdasan akan hari depan itu, misalnya hari depannya suram, buat apa belajar? Toh sama saja yang beijazah dengan yang tidak berijazah sama-sama tidak bekerja, dan sebagainya.

Kecemasan akan hari depan yang tidak pasti itu, telah menimbulkan problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu, misalnya semangat belajar menurun, kemampuan berfikir kurang, rasa tertekan timbul, bahkan kadang-kadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh kepada hal-hal yang tidak baik, kenakalan dan penyalahgunaan narkotika.

2. Masalah Hubungan Dengan Orang Tua

Inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dahulu sampai sekarang. Sering sekali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-anaknya yang telah remaja atau dewasa. Kadang-kadang hubungan yang kurang baik itu timbul, karena remaja itu mengikuti arus atau mode, seperti rambut gondrong, pakaian kurang sopan, dan terhadap orang tua kurang hormat.

Banyak ketidak serasian hubungan antara orang tua dan remajanya yang menderita bukan hanya remaja saja, tetapi orang tua lebih menderita lagi. Ada remaja yang patah semangat, mogok belajar, menjadi nakal, melawan, melawan kepada orang rua, bahkan kadang-kadang sampai ingin membunuh orang tuanya karena sangat paniknya.

Pembinaan anak didalam rumah tangga sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan anak, dan akan menentukan pula tingkah lakunya dalam bermasyarakat setelah ia dewasa. Baik tidaknya kehidupan dalam rumah tangga akan membawa kondisi yang sama pula kepada perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya.

Oleh karena itu setiap orangtua harus menjaga ketentraman dan keharmonisan rumah tangganya, yang penuh dengan suasana pendidikan yang dapat mendorong anak-anaknya kearah yang baik dan berbudi luhur, disamping itu dalam membina atau mendidik anak-anaknya sangat diperlukan ketekunan dan kesabaran yang sangat besar serta keteladanan yang baik dari kedua orang tuanya, karena anak akan mengikuti kearah man ia darahkan. “Sesungguhnya anak kecil itu amat kepada orang tuanya dan hatinya yang suci bagaikan permata yang berharga dan polos, kosong dari segala ukiran dan lukisan. Sedangkan ia menerima setiap ukiran padanya condong ia kemana dicondongkan”.

Bedasarkan uraian diatas orang tua memegang peranan penting dalam mempengaruhinya, menentukan tingkah laku anak-anaknya dirumah tangga, jika orang tua menginginkan anaknya seorang yang baik, maka sejak kecil perlu dididik kearah yang baik pula karena anak yang masih kecil sangat mudah bagi orang tuannya untuk membentuk dan mengarahkannya. Keberhasilan pembinaan anak dalam keluarga merupakan sasaran utama yang diharapkan, karena akan menjadi landasan untuk pembinaan didalam masyarakat.

3. Masalah Moral dan Agama

Seperti kita ketahui bahwa agama adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam mencapai apa yang dicita-citakan. Allah dengan sifat pengasih dan penyayang-Nya tidak akan membiarkan manusia hidup dalam kegelisahan, oleh karena itu Allah SWT menurunkan agama Islam sebagai pedoman bagi manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Masalah itu tampak semakin memuncak karena hubunga dengan pengaruh kebudayaan asing semakin meningkat melalui film, novel, gambar-gambar yang dilarang oleh agama. Kebiasaan yang kurang baik, hal ini akan berpengaruh negatif terhadap pembinaan dan perkembangan tingkah laku anak-anak yang berada dilingkungan tersebut.

Islam mempunyai konsep yang cukup jelas dalam membimbing kehidupan para remaja. Rasul menganjurkan kalau sudah sanggup sacara lahir dan bathin hendaknya seorang pemuda menikah, dan bila masih belum sanggup hendaklah berpuasa serta menundukkan pandangannya. Ini merupakan terapi Islam, supaya para remaja tidak terjebak dalam perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum, terutama hukum Islam. Konsep ini perlu dipahami oleh remaja secara efektif dan penuh dengan kesadaran. Hal ini diajarkan kepada remaja melalui pendidikan-pendidikan formal (Majelis Ta’lim).

Untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama secara baik dan benar dalam kehidupan terutama remaja dituntut peran ulama, yaitu memberikan pendidikan yang dapat melahirkan kepuasan bathin (rohaniah) dan dapat menjalankan perintah agama Islam, secara kontinue dan disiplin (taat).

Apabila kita berbicara tentang akhlak remaja, kita tidak boleh lupa bahwa remaja itu adalah satu tahap umur yang dilalui oleh setiap orang yang telah melewati masa kanak-kanak. Semua orang dewasa dan lanjut usia pernah melaui masa remaja dalam hidupnya. Bagaimana keadaan waktu itu. Pada umumnya mereka sudah lupa atau tidak memperdulikan lagi, kecuali pengalaman yang sangat berarti dan mempengaruhi dirinya. Seyogyanya orang tua berfikir positif dan objektif tentang remaja, karena dalam tubuh remaja terjadi berbagai perubahan sikap, prilaku dan perubahan organ tubuh serta fungsinya. Perubahan itu akan menyebabkan kogoncangan perasaan, bahkan juga menyebabkan perubahan perlakuan dan tanggapan orang tua serta orang lain terhadapnya, pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan menyebabkan terjadinya perubahan kemampuan berfikir, perubahan menanggapi keadaan, serta sikap terhadap dirinya dan orang lain, yang tidak jarang membawa hal-hal yang negatif terhadap remaja.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah satu tahap dalam rentang umur yang panjang, dimana didalamnya terjadi berbagai perubahan, diantaranya ada yang terlihat dengan nyata serta pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung. Keadaan tersebut membawa berbagai perubahan pada kelakuan remaja, yang hanya tidak membuat orang tua terkejut dan gelisah, bahkan remaja itu sendiri tidak mengerti apa yang telah terjadi dalam dirinya. Sering kali pula mereka membawa sikap terhadap dirinya dan dunia sudah berubah serta kelakuannya pun telah berubah pula.

Perubahan-perubahan yang demikian banyak terjadi pada umur remaja awal itu, baik yang datang dari dalam dirinya, maupun yang datang dari luar dirinya, sudah pasti akan membawa kegoncangan emosi, yang kadang-kadang hal tersebut ditambah pula dengan banyaknya contoh-contoh yang tidak baik, yang membangkitkan berbagai dorongan dan keinginan yang mulai timbul dalam dirinya. Berbagai hal yang disajikan lewat media elektronik dan media cetak, yang remaja sebagai alat identitas diri, menyebabkan mereka condong menerima dan menirunya, seolah-olah diri mereka yang melakukan dan memerankan dengan yang disajikan itu. “Disinilah letak bahaya dan ancaman terhadap kehidupan dan agama para remaja yang sedang mulai mekar”.

Karena tidak terasa berbagai cara dan budaya asing masuk menyelinap dalam kehidupan masyarakat, karena kurangnya pendidikan pemahaman dan penghayatan agama, baik pada sebagian besar kaum muda, maupun pada para pemimpin yang bertanggung jawab atas pembinaan budaya.

Tidaklah mengherankan bahwa kaum remaja bila kaum remaja terbawa arus yang sering didengar dan disaksikan dalam acara-acara kebudayaan yang ditayangkan oleh media elektronik baik berupa tayangan lagu-lagu, film, olahraga, dan sebagainya. Bagi kaum remaja apa yang mereka lihat jauh lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan apa yang mereka inginkan.


BAB III
REALISASI KEBERADAAN LOKASI WISATA WIH PESAM
TERHADAP AKHLAK REMAJA

A. Diskripsi Wilayah Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di lokasi wisata Wih Pesam yang berada dalam kawasan Kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, secara rinci diskripsi wilayah penelitian ini sebagai berikut :

a. Letak Geografis

Lokasi wisata Wih Pesam merupakan daerah yang terdapat di Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. tepatnya di Kampung Simpang Balik, yang terdiri dari beberapa dusun, lokasi wisata Wih Pesam mempunyai tata aturan administrasi dan yang bertanggung jawab dalam masalah kepariwisataan adalah pengelola wisata, sedangkan secara umum dipegang oleh kepala Kampung atau kecik. Letak geografis lokasi wisata Wih Pesam adalah :

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bandar
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Timang Gajah
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bukit
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ketol.

Sebagai lingkungan yang menjadi tempat wisata, maka lingkungan menjadi objek yang banyak dikunjungi oleh masyarakat maupun wisatawan yang tidak dapat dipisahkan antara masalah pokok dengan sosial control kemasyarakat. “Ruang lingkup wilayah lokasi wisata Wih Pesam mempunyai luas 2 Ha”.

Lokasi Wisata Wih Pesam letaknya strategis yaitu tempat yang mudah dijangkau, tidak dekat dengan tempat-tempat umum, dan terhindar dari kebisingan, yang tujuannya agar lingkungan tidak memberi pengaruh negative terhadap masyarakat dan para pengunjung. “Kolam renang yang ada pada wisata Wih Pesam luas areal pemandian tidak kurang dari 10 x 20 meter, dan terdapat pembungan air yang dapat memperlancar sirkulasi agar air tetap bersih, serta lampu pijar yang mampu memberikan penerangan areal pemandian yang cukup dan tidak kalah pentingnya adalah letak bangunan yang indah dan suasana pemandian yang nyaman”.

“Sumber air pemandian wisata Wih Pesam berasal dari kaki Gunung Burni Telong tepatnya di Desa Uning Bertih Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah. Puncaknya yang tinggi dapat di lihat dengan jelas dari Desa Lampahan”. Suhu air berkisar antara 60-70 oCC sehingga apabila dihubungkan dengan iklim di Kabupaten Bener Meriah yang berudara sejuk maka lokasi wisata Wih Pesam tentu sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Untuk melihat keberadaan sarana lokasi wisata Wih Pesam dapat kita lihat pada table berikut :

Tabel 3.1 : Sarana Wisata
No. SARANA Frekuensi Ket.
1.
2.
3.
4.
5.
6. Kolam Renang
Mushalla
Kantin
Tempat Parkir
Ruang Ganti Pakaian
Lampu Penerang 2
2
5
1
-
4

Tidak ada
Sumber data : Kantor Kepala kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah

Dari tabel diatas memberi gambaran bahwa sarana wisata Wih Pesam sudah menunjukkan sebagai objek wisata yang ideal di tinjau dari segi sarana pariwisata, karena sarana sangat berperan dalam meningkatkan daya tarik pengunjung untuk dating ke lokasi wisata. Demikian juga sarana lain belum sempurna seperti belum ada ruangan untuk ganti pakaian.

b. Keadaan Penduduk

Penduduk adalah sekelompok manusia yang hidup menetap di suatu tempat yang memiliki tata cara kehidupan, budaya dan adat istiadat yang permanent, penduduk disebut masyarakat, dan anggota masyarakat yang mendiami Kampung Simpang Balik ini sangat berfariasi karena masyarakatnya ada berasal dari berbagai suku dan daerah.

Berdasarkan data yang di peroleh, jumlah masyarakat Kampung Simpang Balik sekitar 704 orang yang terdiri dari Wiraswasta, Tani, dan Pegawai Negeri. Untuk mengetahui lebih jelas mata pencarian Penduduk Kampung Simpang Balik, dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 : Mata Pencarian Penduduk
No. Jenis Usaha Jumlah Presentase Ket.
1.
2.
3.
4.
5. Petani
PNS
Pedagang
Wiraswasta
DLL 170
80
215
115
124 29,3
13,7
37,06
19,8



Pelajar

Jumlah 704 100
Sumber data : Kantor Kepala kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Kampung Simpang Balik berstatus pedagang, kemudian petani, hanya sebagian kecil Masyarakat yang berstatus wiraswasta, begitu juga yang pegawai.

Berdasarkan keterangan-keterangan yang telah dijelaskan diatas dapatlah disimpulkan bahwa mata pencarian penduduk beraneka ragam dan merupakan problema dalam mengusahakan peningkatan pariwisata dan pendidikan anak-anaknya. Dengan demikian mereka mengusahakan peningkatan daya tarik pariwisata Wih Pesam untuk lebih berkembang dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Kemudian mereka mengusahakan pendidikan anak-anaknya secara informal dan formal dalam lingkungan lokasi wisata sebagai tambahan dari pendidikan resmi atau pendidikan formal.

Tingkat pendidikan lebih meningkat dari daerah lain dan telah bebas dari buta huruf, para penduduk memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, dengan kelancaran informasi (sarana dan prasarana komunikasi lengkap dan standar) yang ti terima sehingga perubahan sosial berjalan lancer.

Dinamika suatu masyarakat dapat dilihat melalui pendidikannya. Artinya jika masyarakat dijumpai anggota masyarakatnya memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik, maka dengan sendirinya mereka juga mempunyai pola pikir yang dinamis, idealis dan kreativitasnya tinggi, sehingga didalam menata kemajuan kehidupan masyarakatnya akan selangkah lebih maju dibangingkan dengan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan rendah atau sama sekali tidak mengecap pendidikan formal.

Kampung Simpang Balik mempunyai lembaga pendidikan mulai TK sampai SMP/MTs, untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi (SMA) maka penduduk menyekolahkan anaknya ke Lampahan, atau Pante Raya yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal mereka.
Kampong Simpang Balik terdapat dalam kawasan Kecamatan Wih Pesam, suasananya ramai dalam sarana sudah dapat dikatakana mencukupi. Secara rinci keadaan lembaga pendidikan didaerah ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 : Rekapitulasi Lembaga Pendidikan
No. Indikator Frekuensi Ket.
1.
2.
3. TK
SD/MI
SLTP/MTS 2
2
2
Jumlah 6
Sumber data : Kantor Kepala kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah

Dari tabel diatas dilihat bahwa jumlah lembaga pendidikan formal di Kampung Simpang Balik sudah maksimal, sehingga memberikan kesempatan yang sangat luas bagi anggota masyarakat untuk menyelesaikan pendidikannya, dengan demikian motivasi pendidikan sangat tinggi.

c. Keadaan Agama dan Budaya

Agama adalah salat satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk mencapai apa yang dicita-citakan, oleh karena itu Allah SWT menurunkan ajaran yang merupakan pedoman bagi manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup di Dunia dan di Akhirat.

Berdasarkan hasil observasi penulis, bahwa agama yang dianut oleh penduduk Kampung Simpang Balik adalah agama Islam. Karena masyarakat Kampung Simpang Balik berbagai macam suku (Aceh, Gayo, Jawa, dan lain-lain) maka budaya dan adat istiadat sehari-hari dalam pengaulan juga bersifat multikultur, walaupun demikian karena kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak terarah menyebabkan terjadi perubahan nilai budaya, seolah-olah adat istiadat di kesampingkan (keadaan budayanya menirukan keadaan perkotaan, karena daerah ini menjadi daerah urban artinya menjadi tumpuan penyebaran penduduk, terutama pada hari pecan yaitu Sabtu dan Minggu).

Kemajuan beragama pada diri pribadi dan anggota masyarakat sangat kuat sekali, walaupun demikian masih ada juga yang nilai keagamaannya sangat kurang, hal ini dapat dilihat pada bentuk tingkah laku dan sisi kehidupan masyarakat sehari-hari. Bagi masyarakat yang berkeyakinan kuat, ditandai dengan mereka selalu beribadah secara berjamaah terutama Shalat Maghrib dan Isya. Demikian dapat dilihat pada acara seremonial perayaan hari-hari besar agama. Sebaliknya bagi anggota masyarakat yang kadar keimanannya kurang dapat diperhatikan dari pergaulannya sehari-hari, tingkat kenakalan dan kejahatan remaja berimbang dengan laju pertambahan penduduk, banyaknya lapangan pekerjaan, pengangguran dan kemajuan informasi.

“Dalam Era Grobalisasi perubahan kehidupan serta berbagai dimensinya berjalan begitu cepatnya sebagai salah satu dampaknya adalah terjadinya krisis dalam berbagai bidang kehidupan”. Diantaranya adalah goyahnya system nilai budaya yang selama ini di terima dan di hayati karena system tersebut dirasakan tidak sesuai dan tanggap lagi terhadap perubahan yang terjadi, kemajuan teknologi tinggi dan canggih melebihi kemajuan laju sosial kemasyarakat semakin membaik.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Remaja Di Lokasi Wisata Wih Pesam Simpang Balik

Remaja di Kecamatan Wih Pesam masih mempedomani dan meyakini sistem kepercayaan menurut ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Hal ini dapat dilihat dari sikap dan prilaku remaja dalam menjalankan syari’at Islam penuh ketabahan dan kepatuhan serta ketaatan mereka yang didorong oleh keimanan dan niat yang tulis ikhlas semata-mata karena perintah Allah SWT.

Faktor-faktornya adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Budaya Luar

Pengunjung yang datang dari berbagai daerah bahkan dari berbagai belahan bumi yang melahirkan pengaruh yang positif atau negatif. Pengaruh positif adalah wisatawan yang dari berbagai daerah dapat saling bertukar pengalaman bersama wisatawan lainnya. Seperti pengalaman tentang berdagang, bertani, mempelajari agama, cara bergaul yang baik dan sebagainya.

Pengaruh negatif adalah wisatawan yang mempunyai wisatawan yang lain mempengaruhi wisatawan lainnya.

a. Wisatawan yang suka berzina dapat mempengaruhi wisatawan yang lain untuk berbuat sesuatu.

b. Wisatawan yang suka minum-minuman keras dapat mempengaruhi wisatawan yang lain untuk diajak minuman bersama.

c. Wisatawan yang suka menghisap narkoba dapat mempengaruhi wisatawan lainnya.

Tabel 3. 4 : Kehadiran pariwisata ke lokasi Wih Pesam ini akan membawa pengaruh positif dan negatif.

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ket.
1
2
3
4
5 Positife
Negative
Posifife dan Negatife
Tidak membawa pengaruh 5
4
17
- 19,2
15,3
65,3 -
-
-
-
-
Jumlah 26 100

Dari tabel diatas remaja dalam menjawab pertanyaan dengan cukup jelas, karena banyak yang menjawab sekitar 17 orang, dan ada yang menjawab 4 orang, juga 5 orang tentang pariwisata ada yang membawa pengaruh positif dan pengaruh negatif yang mengadakan pariwisata.

2. Tingkat Pendidikan Remaja

Remaja yang berpendidikan tinggi khususnya dibidang Agama, maka mereka lebih cenderung memilih objek wisata yang tidak mengundang perbuatan maksiat, remaja yang tidak berpendidikan atau pendidikan menengah akan lebih mudah dipengaruhi oleh budaya luar yang bersifat negatif dibandingkan remaja yang berpendidikan tinggi. Karena remaja yang berpendidikan tinggi akan cenderung lebih banyak menyerap budaya dari yang bersifat positif.

3. Ajaran Agama

Dareah kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam dilihat dari remajanya yang mayoritas beragama Islam, tentu remaja dikenal sebagai penganut agama yang taat dan patuh melaksanakan ajaran agamanya yang sesuai dengan syari’atnya mengenai ketaatannya dalam mengamalkan agama lewat ibadah, ubudiyah, maunpun sosial kemasyarakatan, agama dalam jiwa mereka tak dapat dipisahkan dalam kehidupannya telah berbaur bagaikan zat dengan sifat, keyakinan dengan kepercayaannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 5 : Para tengku (ustad) selalu aktif dalam pembinaan dan pengalaman keagamaan, untuk menangkis pengaruh negatif pariwisata.

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ket.
1.
2.
3.
4.
Sangat aktif
Aktif
Kurang aktif
Tidak aktif
6
20
-
- 23
76,9
-
- -
-
-
-
-
Jumlah 26 100

Dari tabel diatas responden menjawab ada 20 orang, dan 6 orang semuanya mempunyai jawaban yang berbeda-beda karena didalam pembinaan dan pengamalan agamanya ada yang kuat dan ada yang tidak kuat.

Didalam agama Islam dilarang berbuat maksiat (berzina, minum arak, dan tuak) memakan daging anjing dan babi, sedangkan didalam agama Yahudi tidak dilarang minum arak dan tuak bahkan berzina. Disini penulis menekankan bahwa tingkatan pendidikan sangat penting peranannya agar dapat memilih mana yang tidak batil dan mana yang batil bagi pemeluk agama Islam dan mana yang sesuai bagi mereka yang menurut agamnya masing-masing, sebab objek wisata tidak memandang dari sudut kacamata agama dan bukan tidak mungkin disuatu saat diantara berbagai agama berkumpul disuatu objek wisata dengan berbagai larangan dan berbagai budaya, hal ini dapat berpengaruh besar bagi remaja baik yang positif maupun yang negatif.

Tabel 3. 6 : Pengaruh Negatif pariwisata bila ia melakukan perbuatan yang dilarang agama.

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase Ket.
1.
2.
3. Ada
Tidak ada
Kurang ada 18
8
- 69,2
30,7 -
-
-
Jumlah 26 100

Dari tabel diatas kita ketahui bahwa yang menjawab ada 18 remaja mengatakan pariwisata membawa pengaruh negative bagi remaja dan yang 8 orang, berarti remaja tersebut menjawab tidak sama.

C. Pengaruh Lokasi Wisata Wih Pesam Terhadap Akhlak Remaja

Pada awalnya setiap makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT di bekali dengan fitrah, maka manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan, berjiwa agama yang selalu ingin mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Sebaliknya bila persoalan ini tidak di pertahankan maka menyebabkan seseorang akan terjerumus kepada keburukan sikap dan kerusakan akhlak.

Pendidikan dan lingkungan sangat menentukan perkembangan tingkah laku remaja termasuk persoalan akidah dan akhlak. Oleh karena itu pendidikan bagi remaja harus diperhatikan betul-betul oleh orang tua yang mempunyai anak remaja, termasuk masalah keimanan.

Sebagai mana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-tahrim ayat 6 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (AT-Tahrim : 6).

Dari ayat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab terhadap diri dan keluarga sangat di utamakan, terutama sekali menjaga dari kehancuran kehidupan, hancurnya Iman yang dapat mendekatkan atau menjerumuskan kita pada siksa api neraka. Hal tersebut hanya dapat di hindari dengan meningkatkan Pendidikan Agama Islam yang bermuara kepada penghayatan, pengamalan, pelaksanaan ritual ajaran agama dan pengertian ibadah secara luas.

Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada agama terus berubah sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat. Keadaan nilai yang berubah-ubah itu menimbulkan kegoncangan pula, karena penyebab orang hidup tanpa pegangan yang pasti. Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah nilai-nilai agama, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman, tidak dipengaruhi oleh waktu, tempat dan keadaan.

Oleh karena itu, maka orang yang kuat keyakinan beragama yang mampu mempertahankan nilai agama yang absolut itu di dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak akan terpengaruh oleh arus kemerosotan akhlak yang terjadi dalam masyarakat serta dapat mempertahankan ketenangan jiwanya. Moral Athiyah Al-Abrasyi mengatakan :

ketika tidak dapat mengatakan bahwa Madrasah atau sekolah saja yang sanggup mendidik anak dengan pendidikan Akhlak Islam yang sempurna. Rumah tangga dan lingkungan masyarakat turut bersama-sama dengan sekolah dalam hal ini, karena keduanya mempunyai pengaruh besar dalam pendidikan akhlak dan moral.6

Dari kutipan diatas dapat kita pahami bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi terhadap pendidikan dan pembinaan akhlak remaja. Pengaruh lingkungan juga ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Pengaruh-pengaruh yang bersifat posistif sangat baik terhadap pembinaan akhlak dan tingkah laku remaja dalam lingkungan masyarakat.

Untuk mengetahui tingkat pendidikan remaja di Kampung Simpang Balik dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 7 Tingkat Pendidikan Remaja di Kampung Simpang Balik
No. Indikator Frekuensi Presentase Ket
1.
2.
3. SMP
SMA
Mahasiswa 62
37
25 49,9
29,8
20,1
Jumlah 124 100

Dari tabel diatas dapat kita simpulkan mayoritas remaja yang ada di Kampung Simpang Balik masih berstatus pelajar SMP, urutan selanjutnya adalah SMA, sementara remaja yang sudah kuliah presentasenya sangat kecil.

Namun tidak kurang pula remaja yang terpengaruh oleh kelompok remaja yang melakukan perbuatan jahat atau hal-hal yang tidak beguna dan merugikan. Karena remaja itu sendiri terdiri dari orang-orang yang bermacam-macam tingkah lakunya dan bukan semua remaja yang terpelajar berakhlak baik.

Bedasarkan hasil wawancara dengan kepala kampung dan tokoh masyarakat Kampung Simpang Balik Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah tanggal 21 April 2008 mengatakan bahwa :

Dilingkungan lokasi wisata Wih Pesam sangat berpengaruh terhadap tingkah laku remaja, di samping itu juga lokasi wisata merupakan tempat rekreasi yang selalu ramai setiap harinya, terutama pada hari sabtu dan minggu. Lokasi Wih Pesam berbeda dengan tempat wisata lainnya seperti keindahan Danau Laut Tawar, Gua Putri Pukes, dan lain-lain yang selalu ramai pada hari tertentu dan di kinjungi wisatawan pada waktu siang hari.

Di lokasi Wisata Wih Pesam Simpang Balik pengunjung akan berdatangan apabila sudah waktu malam seusai shalat magrib, sehingga sangat rentan terjadinya kegiatan-kegiatan yang dapat merusak akhlak remaja seperti pergaulan bebas, kemudian di ikuti dengan perbuatan yang paling meresahkan orang tua dan masyarakat adalah dalam bentuk bergadang yang dilakukan oleh anak remaja yang masih duduk di SMP dan SMA hingga larut malam.7

Pengunjung yang datang ke Lokasi Wisata Wih Pesam sangat ramai setiap malamnya baik masyarakat sekitar kampung Simpang Balik maupun masyarakat dari luar. Kampung Belang Paku, Pante Raya, dan Lampahan. Pengunjung akan lebih ramai lagi apabila bertepatan dengan hari libur seperti pada saat liburan anak sekolah.

Disamping itu juga lokasi wisata merupakan tempat berkumpul orang-orang yang ingin melakukan wisata. Tujuan mereka juga berbeda-beda ada yang ingin mengajak keluarga untuk menikmati pemandian air panas, melepas kejenuhan setelah seharian beraktivitas, ada juga yang hanya bergaul sesamanya saling mengenal pribadi yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat membina diri setelah menerima pengalaman-pengalaman sesama teman. Namun demikian tidak jarang juga teman yang berperangai buruk sehingga dapat mempengaruhi pribadi remaja untuk ikut-ikutan walaupun itu bertentangan dengan hati nuraninya.

Selanjutnya yang melatar belakangi rendahnya akhlak remaja di Lokasi wisata adalah kurangnya pengawasan dari masyarakat dan orang tua, orang tua tidak memperhatikan dan mengawasi anak untuk berwisata sehingga remaja bebas melaksanakan kegiatan walaupun bertentangan dengan berbagai norma. Katagori ini menyebabkan anak remaja melakukan pelanggaran terhadap hukum.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa Lokasi Wisata Wih Pesam sangat berpengaruh terhadap akhlak seseorang terutama remaja, baik dari kalangan masyarakat sekitar maupun pengunjung wisata. Selanjutnya yang melatar belakangi akhlak remaja adalah lemahnya pendidikan agama yang tertanam pada diri remaja, sehingga remaja mudah terjerumus kepada hal yang kurang baik.solusinya adalah pendalaman pendidikan agama harus benar-benar dihayati dan diamalkan sehingga dapat di bendung pengaruh lokasi wisata terhadap akhlak remaja.

Anak remaja yang terlihat dalam kegiatan yang melanggar norma agama adalah karena ikut-ikutan dengan temannya (pengaruh lingkungan wisata) yang sudah ketagihan, terutama dalam bentuk pergaulan bebas, kemudian diikuti dengan perbuatan meresahkan masyarakat adalah dalam bentuk bergadang hingga larut malam yang jelas sangat meresahkan orang tua.

Pengaruh lingkungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya dalam masyalah ini, bahwa tanggung jawab remaja bukan hanya dipuncak orang tua saja, seluruh lapisan masyarakat dan segenap umat yang memiliki rasa tanggung jawab moral kehidupan. Dengan adanya kerja sama yang baik dan di landasi dengan rasa tanggung jawab besar maka peradaban yang diingini oleh Islam terwujud. Untuk mengetahui gangguan remaja terhadap lingkungan lokasi wisata dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 8. Adanya Gangguan Remaja

No. Indikator Frekuensi Presentase Ket
1.
2.
3. Ya
Kadang-kadang
Tidak 15
7
4 57,6
26,9
15,3
Jumlah 26 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden mengatakan ada gangguan kegiatan remaja terhadap lingkungan hanya sebagian kecil mengatakan kadang-kadang menggangu lingkungan, itu pun biasanya terjadi pada hari-hari tertentu.

Untuk mengetahui tingkah laku remaja dan pengunjung lokasi Wisata Wih Pesam dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 9 Bentuk Tingkah Laku Remaja Yang Sering Terjadi

No. Indikator Frekuensi Presentase Ket
1.
2.
3.
4.
5. Pornografi
Narkoba / Miras
Pergaulan bebas
Zina
Bergadang 2
2
18
-
4 7,6
7,6
69,2
-
15,3
Jumlah 26 100

Dari tabel diatas kita simpulkan bahwa tidak ada remaja yang melakukan perbuatan zina, kemudian sekitar 69,2 % melakukan pergaulan bebas, 7,6 % remaja ada menggunakan Narkoba, 7,6 % melakukan pornografi. Sementara sekitar 15,3 % responden ada yang menjawab bergadang. Penggunaan narkoba dan pornografi kadang-kadang terjadi di Lokasi wisata oleh remaja.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh tempat wisata sebenarnya menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat dan pengunjung wisata, kalau ditinjau dari segi penyebabnya masyarakat terlibat langsung di dalamnya.

Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap akhlak remaja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. 10. Pengaruh Lingkungan Wisata Terhadap Tingkah Laku Remaja

No. Indikator Frekuensi Presentase Ket
1.
2.
3.
Ya
Kadang-kadang
Tidak
22
4
- 84,6
15,3
-
Jumlah 26 100

Dari tabel diatas dapat kita ketahui pengaruh lingkungan lokasi wisata sangat besar terhadap remaja seperti yang telah dilaksanakan selama ini, yaitu dengan menjaga lokasi wisata secara bergilir setiap malam sehingga tingkah laku remaja dapat dikontrol lebih cermat dan terarah.

Analisa tabel diatas menyimpulkan bahwa presentase yang tertinggi adalah remaja yang dipengaruhi oleh lingkungan. Remaja yang nakal tidak dipandang sebagai masalah yang timbul dan menimpa kelompok umur tertentu, akan tetapi dinilai sebagai problema sosial yang muncul dari kelompok kecil sebagai implikasi dari perubahan masyarakat bagi anak remaja, kehendak berbuat jahat kadang-kadang timbul karena rangsangan dari luar seperti rusaknya lingkungan wisata dalam arti luar yang pada prinsipnya tidak mampu mengekang hawa nafsu, sesuai dengan anjuran agama, sehingga terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang berdampak pada penjerumusan dalam berbuat dosa. Memang sulit untuk menemukan cara yang terbaik dalam menanggulangi kenakalan remaja.

Tetapi masyarakat perseorangan bahkan pemerintah kampung sekalipun, dapat melakukan langkah-langkah yang paling baik di dalam melakukan tindakan prefentif, langkah tersebut oleh tokoh masyarakat dan aparatur pemerintah di lakukan dengan berbagai penyuluhan.

Kenakalan remaja merupakan suatu kelainan sikap atau tingkah laku serta tindakan yang bersifat anti social yang melanggar norma agama, sosial dan hukum. Oleh karena itu kanakalan remaja jelas sebagai problem sosial yang merupakan cirri ketidak puasan dalam struktur masyarakat. Apabila hal ini terjadi, maka masyarakat tersebut sudah di hinggapi suatu penyakit yang perlu segera di tanggulangi jika tidak sudah pasti masyarakat yang berada di lingkungan lokasi wisata akan hancur.

Untuk mengetahui lebih jelas tanggapan masyarakat terhadap remaja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. 11 Respon Masyarakat Terhadap Kenakalan Remaja

No. Indikator Frekuensi Presentase Ket
1.
2.
3.
4. Ya
Jarang
Tidak ada
Tidak menjawab 20
3
3
- 76,9
11,5
11,5
-
Jumlah 26 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa mayoritas masyarakat yang ada dilingkungan lokasi wisata Wih Pesam ada yang menanggapi masalah kenakalan remaja, hanya sebagian kecil masyarakat yang jarang mau menanggapi, disamping itu ada responden yang tidak menjawab.analisa tersebut menyimpulkan bahwa persetase yang tertinggi adalah masyarakat ada menanggapi masalah tingkah laku dan akhlak remaja pada lingkungan lokasi Wisata Wih Pesam.

Dalam berwisata dan sebagainya, ada yang memakai jilbab dan roknya panjang, tetapi dada dan perutnya tidak tertutup sehingga dalam acara formal juga terpengaruh oleh keadaan yang bertentangan dengan budaya ajaran islam.

Berdasarkan hadits tersebut di atas maka pelecehan terhadap agama menyebabkan terjadinya pelecehan seksual, berupa pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan yang di perlihatkan khalayak ramai di lokasi wisata.

D. Hasil Penelitian

Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada bab terdahulu, bahwa lingkungan lokasi wisata Wih Pesam besar pengaruhnya terhadap akhlak dan moral seseorang terutama remaja, akan tetapi masyarakat perseorangan , bahkan pemerintah kelurahan sekalipun dapat melakukan langkah-langkah yang paling memadai didalam melakukan tindakan prefintif untuk menghadang pengaruh lokasi Wisata Yang Kurang Baik.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Rata-rata jawaban responden baik antara 66.6 – 76.6 %. Maka remaja yang ada khususnya di Kampung Simpang Balik ada yang terpengaruh oleh wisatawan-wisatawan yang bernilai positif. Sebaliknya remaja juga ada yang mudah menerima pengaruh-pengaruh negatif dari wisatawan yang datang kelokasi wisata Wih Pesam.

2. Keberadaan lokasi wisata dapat mempengaruhi akhlak/tingkah laku seseorang terutama remaja karena Lokasi Wisata merupakan tempat yang selalu ramai setiap harinya, sehingga sangat rentan terjadinya perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama. Pengaruh yang timbul dari Lokasi Wisata terhadap akhlak remaja disebabkan oleh para remaja yang datang dengan perangai buruk sehingga mempengaruhi remaja lain untuk berbuat suatu kegiatan yang dilarang ajaran agama islam.

Dari hasil penelitian yang di lakukan ternyata remaja itu bersifat labil sehingga pengaruh yang datang dari luar akan mampu membawa perubahan terhadap tingkah laku remaja.

BAB IV
PENUTUP

Pada bagian akhir dari penulisan skripsi yang bejudul “Dampak Keberadaan Lokasi Wisata Wih Pesam dan Pengaruhnya Pada Akhlak” (Tinjauan Pendidikan Islam) penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran-saran.

A. Kesimpulan

1. Adapun pengaruh positif dan negatif dari keberadaan lokasi wisata Wih Pesam Simpang Balik terhadap akhlak remaja adalah :

a. Pengaruh positif : parawisata yang berkunjung dari berbagai daerah dapat saling bertukar pikiran tentang situasi dan kondisi tentang keadaan Sosial dan Politik yang berlaku disuatu daerah bersama wisatawan lainnya, seperti berdagang, bertani, cara bergaul yang baik dan sebagainya.

b. Pengaruh Wisatawan terhadap dunia Pendidikan adalah Pariwisata juga memupuk cinta tanah air agar pentingnya menjaga kelestarian alam juga menjalin persaudaraan terhadap sesama manusia yang berlainan daerah juga berlainan bahasa, adat dan istiadat.

c. Pengaruh Negatif : adanya pariwisata yang datang berperangai buruk sehingga mempengaruhi remaja untuk ikut-ikutan walaupun itu bertentangan dengan hati nuraninya, seperti bergadang sampai larut malam, minum-minuman keras, penggunaan narkoba, bahkan berzina.

2. Remaja pada umumnya lebih cendrung menerima pengaruh dari luar yang bernilai negatif, jika mereka tidak memiliki akhlak yang baik dan pemahaman tentang ilmu keagamaan, sangat memungkinkan akan membawa pengaruh terhadap pola hidup masyarakat yang pada gilirannya terjadi peleburan nilai agama, budaya dan adat istiadat dari motivasi aslinya. Lama kelamaan akanah kepada motivasi baru yang bersifat komersial bahkan dorongan beragama semakin hilang dalam kehidupan masyarakat.

B. Saran-saran

1. Diharapkan kepada penyelenggaraan lokasi wisata Wih Pesam untuk bekerja sama dengan masyarakat dalam menjaga akhlak remaja dari tindakan yang dapat menimbulkan kemaksiatan ketika berwisata.

2. Kepada Kepala Kampung diharapkan selalu mengingatkan agar orang tua selalu mengawasi anak-anak mereka ketika berwisata.

3. Orang tua diharapkan lebih mengutamakan pendidikan agama terhadap anak-anak, karena orang tua merupakan tonggak keberhasilan dalam mendidik ketika di luar sekolah.

4. Masyarakat dan para orang tua agar selalu mendukung dan mensukseskan dalam hal meningkatkan kegiatan keagamaan bagi para remaja.

5. Kepada para wisatawan dan remaja agar selalu menjaga akhlak ketika berada dalam kawasan lokasi wisata serta menjaga diri dari perbuatan yang dapat menimbulkan kemaksiatan dan pornografi.

6. Diharapkan kepada Dinas Pariwisata dan Perhubungan agar membuat ruang ganti pakaian bagi para pengunjung/wisatawan.

7. Diharapkan kepada Masyarakat Kampung Simpang Balik agar meningkatkan keamanan dan ketertiban bagi para wisatawan yang berkunjung ke Lokasi Wisata Wih Pesam Simpang Balik.